-->

10 Mitos Seputar Asuransi

Rendahnya kesadaran masyarakat untuk membeli sebuah produk asuransi disebabkan adanya dugaan-dugaan mengenai kerugian atau ketidakleluasaan yang akan diperoleh jika Anda membeli produk asuransi. Benarkah demikian?

Inilah yang perlu diluruskan. Asuransi jiwa adalah bagian penting dari perencanaan keuangan. Tetapi, salah pengertian mengenai asuransi jiwa bisa mencegah orang untuk mendapatkan manfaatnya. Kelak, ketika terjadi masalah, ia baru sadar seharusnya sudah sejak lama membeli asuransi. 

Agar Anda tidak termakan gosip atau omongan orang mengenai asuransi jiwa (yang belum tentu benar), sebaiknya Anda kenali dulu mitos-mitos seputar asuransi jiwa yang paling populer.

1. Orang yang masih muda dan lajang tidak membutuhkan asuransi.

Adakah orang yang mengalami kerugian ketika kita meninggal dunia? Bagaimanapun juga, meskipun kita tidak bergantung pada orang lain, kita tetap akan meninggalkan utang kartu kredit, cicilan rumah, pinjaman tunai, hingga biaya pemakaman. 

Kebijakan asuransi jiwa umumnya akan menutup biaya-biaya ini. Semakin cepat, atau semakin muda Anda membeli asuransi, Anda bisa mendapatkan premi yang lebih rendah. Asuransi juga akan menjamin biaya-biaya yang Anda keluarkan bila Anda mengalami masalah kesehatan kelak.

10 Mitos Seputar Asuransi


2. Hanya orang yang sudah mempunyai anak yang butuh asuransi.

Menurut Michael Bonevento, senior financial advisor di Ameriprise Financial Services, Inc., mereka yang menikah dan menikah dengan anak, atau menikah dengan anak berkebutuhan khusus, mungkin punya kewajiban membeli asuransi. 

Meskipun begitu, ada banyak contoh dimana para lajang juga memiliki asuransi. Ketika si lajang datang dari keluarga yang kurang berada, ia bisa meninggalkan klaim asuransi untuk keluarganya bila terjadi masalah padanya. Jadi, ia mengambil asuransi untuk memastikan keluarganya tidak mengalami masalah keuangan saat ia sudah tak ada.

3. Jika perusahaan sudah memberikan asuransi, untuk apa lagi membeli asuransi? 

Banyak perusahaan yang menyediakan asuransi jiwa atau asuransi kesehatan untuk karyawannya, yang nilainya mungkin setara dengan gaji Anda setahun. Hal ini mungkin saja merupakan benefit bagi Anda, tetapi bagaimana jika Anda tak bekerja lagi di perusahaan tersebut? 

Bukankah Anda tak bisa meramal kapan Anda akan mengalami risiko-risiko yang mungkin terjadi? Bagaimana jika mendadak Anda harus dirawat di rumah sakit? Mungkin akan terlambat jika Anda baru membeli asuransi ketika sudah membutuhkannya untuk mengantisipasi kerugian uang yang mungkin muncul akibat risiko itu.


4. Asuransi jiwa umumnya terlalu mahal.

Saat akan membeli asuransi, Anda akan diberi pilihan untuk biaya premi yang sesuai dengan kemampuan Anda. Premi yang dipilih orang yang masih muda tentu akan lebih rendah daripada orang yang sudah mapan. Selain itu, selain dibayar tahunan, ada pula premi yang bisa dibayar bulanan. Nilai premi ini bisa Anda tingkatkan ketika kondisi keuangan Anda semakin baik.


5. Semua kebijakan asuransi sama.

Namanya juga produk atau barang dagangan. Masing-masing pasti punya kelebihan dan kekurangan, yang diwujudkan dalam bentuk kebijakan. Kebijakan tersebut mungkin menggunakan istilah yang sama, namun substansi mengenai apa yang di-cover bisa berbeda.

Jadi saat Anda membeli produk asuransi, jangan sekadar mempertimbangkan harganya saja. Bacalah baik-baik kebijakan yang diberikan agar Anda tidak merasa ditipu belakangan.


6. Ibu rumah tangga tidak perlu membeli asuransi.

Anda mungkin tidak memiliki penghasilan, tetapi Anda tentu tetap harus menyediakan fasilitas yang dibutuhkan oleh keluarga. Misalnya, kesehatan anak, kebutuhan sandang-pangan, perawatan rumah, dan lain sebagainya. 

Bila suami mendadak meninggal dunia, atau tak mampu bekerja lagi, kebutuhan-kebutuhan tersebut tentu harus Anda penuhi sendiri. Nah, asuransi jiwa dapat menjamin keamanan Anda saat pasangan tidak lagi hadir untuk memenuhi kebutuhan Anda.


7. Membeli asuransi itu rumit.

Memang dibutuhkan waktu untuk memproses pembelian asuransi Anda, termasuk persetujuan permintaan asuransi yang Anda ajukan. Namun saat ini financial planner alias agen asuransi sudah menerapkan jemput bola. 

Artinya, merekalah yang mendatangi Anda dan mengurus segala sesuatunya. Bila kurang jelas dengan hak-hak dan kewajiban Anda, Anda juga bisa mengaksesnya sendiri di website-nya. Anda juga bisa membandingkan sendiri dengan produk asuransi lainnya. Jika masih kurang jelas, Anda bisa menjadwalkan pertemuan lagi dengan agen Anda.


8. Kalau saya ikut asuransi jiwa, itu artinya saya tidak percaya perlindungan Tuhan.

Ketika kita meninggalkan mobil/rumah, apakah kita mengunci pintunya atau tidak ? Bila kita percaya akan perlindungan Tuhan, tentunya kita tidak perlu mengunci pintu sama sekali, karena Tuhan akan menjaganya buat kita. 

Tuhan memberikan akal & pikiran kepada manusia agar manusia bisa berpikir. Sama seperti Tuhan memberikan akal budi agar kita mau mengunci pintu mobil / rumah ketika meninggalkannya dan tidak menjadikan Tuhan sebagai penjaga rumah / mobil anda, maka Tuhan juga memberikan akal budi pada kita agar kita bisa melindungi diri dari hal-hal yang tidak terduga dengan mengambil proteksi asuransi dan tidak menyalahkan Tuhan ketika terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.


9. Asuransi susah klaimnya, bahkan sering tidak membayar.

Kalau asuransi susah klaimnya dan berbelit-belit, maka bisnis asuransi pasti akan terus menyusut karena tidak ada orang lagi yang mau berasuransi. Kenyataannya bisnis asuransi terus bertumbuh setiap tahunnya. Mengapa asuransi jiwa tidak membayar klaim bisa di baca disini


10. Ikut asuransi jiwa itu berarti saya akan segera meninggal.

Kalau semua nasabah asuransi jiwa segera meninggal tidak lama setelah ikut asuransi, maka perusahaan asuransi pasti sudah bangkrut sejak dahulu, karena bagaimana bisa membayar klaim nasabah yang nilainya tidak sebanding dengan premi yang dibayarkan. 

Justru fakta menunjukkan kebanyakan nasabah asuransi berumur panjang karena di doakan oleh segenap karyawan dan agent asuransi, sehingga tahun depan dan tahun-tahun berikutnya nasabah bisa tetap membayar premi asuransinya sehingga mereka semua tetap bisa bekerja dan di gaji oleh perusahaan.

Sumber by 
http://asuransiaja.blogspot.co.id/2012/09/mitos-seputar-asuransi.html
http://www.asuransi.web.id/artikel-asuransi/mitos-tentang-asuransi 
http://lipsus.kompas.com/asuransi/read/2011/10/24/13354352/7.Mitos.Membeli.Asuransi.Jiwa

0 Response to "10 Mitos Seputar Asuransi"

Posting Komentar